Hari minggu, 18 Agustus 2019
Hari pelantikan pertua diaken dengan masa jabatan yang baru.
Hari minggu terakhir abang saya, Lahargo Kembaren, membawakan liturgi sebagai Diaken di GBKP Bogor. Abang melayani sebagai Diaken di periode 2014-2019. Kemudian saat pemilihan kemarin berdasarkan pemilihan dari sektor menjadi calon Pertua, dan saat pemilihan di runggun tidak terpilih.
Ada rasa haru saat aku pun ikut dalam barisan prosesi sebagai pengurus PJJ yang membawakan kolekte dan memberikan ucapan selamat kepada pertua diaken yang baru. Perasaan melankolis semakin membumbung tinggi melihat Mamah berdiri di tengah untuk merekam momen abang menaiki mimbar untuk terakhir kalinya sebagai Diaken. Bernyanyi disertai rasa haru biru. Kemudian giliran pengurus PJJ memberikan bunga dan menyematkan kain ke abang. Kutepuk bahunya, kuberikan salam perjuangan, perjuangan untuk melanjutkan pelayanan yang lain, yang masih luas di luar sana.
Kita ini buatan Tuhan, dan kita memang direncanakan untuk melakukan kebaikan untuk banyak orang (ef 2:10).
Kita tidak bisa memilih tujuan hidup kita. Yang membuat lah yang menentukan tujuan yang dibuat. Seorang penjunan, membuat vas yang tinggi dan agak besar untuk ditaruh di pojok ruangan, vas yang pendek dan ramping untuk ditaruh di atas meja tamu, vas yang besar dan lebar untuk ditaruh di halaman rumah yang luas.
Selamat menjalani dan menikmati tujuan Tuhan selanjutnya untuk hidupmu, Abang Tua.
Siapa tahu "cuti" 5 tahun yang diberikan Tuhan itu adalah supaya bisa mendaftar dan menyelesaikan sekolah S3 Kedokteran. Siapa tahu...siapa yang tahu kalau tidak dicoba.
Selamat melayani terus, Bang!
Hari pelantikan pertua diaken dengan masa jabatan yang baru.
Hari minggu terakhir abang saya, Lahargo Kembaren, membawakan liturgi sebagai Diaken di GBKP Bogor. Abang melayani sebagai Diaken di periode 2014-2019. Kemudian saat pemilihan kemarin berdasarkan pemilihan dari sektor menjadi calon Pertua, dan saat pemilihan di runggun tidak terpilih.
Ada rasa haru saat aku pun ikut dalam barisan prosesi sebagai pengurus PJJ yang membawakan kolekte dan memberikan ucapan selamat kepada pertua diaken yang baru. Perasaan melankolis semakin membumbung tinggi melihat Mamah berdiri di tengah untuk merekam momen abang menaiki mimbar untuk terakhir kalinya sebagai Diaken. Bernyanyi disertai rasa haru biru. Kemudian giliran pengurus PJJ memberikan bunga dan menyematkan kain ke abang. Kutepuk bahunya, kuberikan salam perjuangan, perjuangan untuk melanjutkan pelayanan yang lain, yang masih luas di luar sana.
Kita ini buatan Tuhan, dan kita memang direncanakan untuk melakukan kebaikan untuk banyak orang (ef 2:10).
Kita tidak bisa memilih tujuan hidup kita. Yang membuat lah yang menentukan tujuan yang dibuat. Seorang penjunan, membuat vas yang tinggi dan agak besar untuk ditaruh di pojok ruangan, vas yang pendek dan ramping untuk ditaruh di atas meja tamu, vas yang besar dan lebar untuk ditaruh di halaman rumah yang luas.
Selamat menjalani dan menikmati tujuan Tuhan selanjutnya untuk hidupmu, Abang Tua.
Siapa tahu "cuti" 5 tahun yang diberikan Tuhan itu adalah supaya bisa mendaftar dan menyelesaikan sekolah S3 Kedokteran. Siapa tahu...siapa yang tahu kalau tidak dicoba.
Selamat melayani terus, Bang!
Comments
Post a Comment