STRATEGI JITU MENGURANGI PENGGUNAAN SMARTPHONE
Tentunya kita sudah sering mendengar betapa berbahayanya penggunaan smartphone yang berlebihan. Di tahun 2019, Marcello Russo dan beberapa kawannya mempublikasikan hasil penelitian mereka di Harvard Business Review yang dilakukan dengan pendekatan yang berbeda, yakni meneliti motivasi dan strategi yang digunakan kebanyakan orang yang ingin mengurangi penggunaan smartphone. Hasil penelitiannya memperlihatkan 4 strategi yang paling sukses untuk mengurangi penggunaan smartphone.
#1 Meletakkan smartphone jauh dari jangkauan.
Hasil penelitian menunjukkan ini adalah strategi yang paling efektif untuk mengurangi penggunaan smartphone. Hal ini dapat meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan, dapat menghadiri meeting dengan lebih fokus dan penuh perhatian terhadap apa yang sedang dikerjakan.
#2 Menerapkan aturan yang ketat terhadap penggunaan smartphone.
Aturan seperti "tidak menggunakan smartphone di luar jam kerja", atau "dilarang menggunakan handphone di meja makan" merupakan strategi yang cukup jitu untuk mengurangi penggunaan smartphone.
#3 Menonaktifkan notifikasi.
Hal ini sangat efektif untuk menghindari interupsi saat sedang bekerja atau bersosialisasi. Kita sering sekali terinterupsi karena adanya notifikasi yang sebenarnya tidak terlalu penting. Dengan mematikannya membuat kita lebih leluasa dalam bekerja dan berkehidupan sosial.
#4 Mencatat perilaku konektivitas pribadi.
Hal ini dapat menjadi motivasi untuk diri sendiri agar dapat mencegah perilaku yang tidak diinginkan. Kita dapat mengevaluasi diri kita sendiri bahwa jam menggunakan smartphone sudah terlalu banyak, sehingga kita bisa melakukan pembatasan terhadapnya. Tentunya kita harus benar-benar berkomitmen agar strategi ini bisa berjalan.
Menggunakan smartphone adalah hal yang sangat mudah dilakukan, tapi sulit untuk dikendalikan.
Kita butuh strategi yang jitu agar smartphone dapat memberikan manfaat untuk hidup kita, bukan sebaliknya malah menghabiskan waktu kita menjadi tidak produktif.
Selamat menjadi lebih produktif.
Dr. Julbintor Kembaren
Tentunya kita sudah sering mendengar betapa berbahayanya penggunaan smartphone yang berlebihan. Di tahun 2019, Marcello Russo dan beberapa kawannya mempublikasikan hasil penelitian mereka di Harvard Business Review yang dilakukan dengan pendekatan yang berbeda, yakni meneliti motivasi dan strategi yang digunakan kebanyakan orang yang ingin mengurangi penggunaan smartphone. Hasil penelitiannya memperlihatkan 4 strategi yang paling sukses untuk mengurangi penggunaan smartphone.
#1 Meletakkan smartphone jauh dari jangkauan.
Hasil penelitian menunjukkan ini adalah strategi yang paling efektif untuk mengurangi penggunaan smartphone. Hal ini dapat meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan, dapat menghadiri meeting dengan lebih fokus dan penuh perhatian terhadap apa yang sedang dikerjakan.
#2 Menerapkan aturan yang ketat terhadap penggunaan smartphone.
Aturan seperti "tidak menggunakan smartphone di luar jam kerja", atau "dilarang menggunakan handphone di meja makan" merupakan strategi yang cukup jitu untuk mengurangi penggunaan smartphone.
#3 Menonaktifkan notifikasi.
Hal ini sangat efektif untuk menghindari interupsi saat sedang bekerja atau bersosialisasi. Kita sering sekali terinterupsi karena adanya notifikasi yang sebenarnya tidak terlalu penting. Dengan mematikannya membuat kita lebih leluasa dalam bekerja dan berkehidupan sosial.
#4 Mencatat perilaku konektivitas pribadi.
Hal ini dapat menjadi motivasi untuk diri sendiri agar dapat mencegah perilaku yang tidak diinginkan. Kita dapat mengevaluasi diri kita sendiri bahwa jam menggunakan smartphone sudah terlalu banyak, sehingga kita bisa melakukan pembatasan terhadapnya. Tentunya kita harus benar-benar berkomitmen agar strategi ini bisa berjalan.
Menggunakan smartphone adalah hal yang sangat mudah dilakukan, tapi sulit untuk dikendalikan.
Kita butuh strategi yang jitu agar smartphone dapat memberikan manfaat untuk hidup kita, bukan sebaliknya malah menghabiskan waktu kita menjadi tidak produktif.
Selamat menjadi lebih produktif.
Dr. Julbintor Kembaren
Comments
Post a Comment