Beruntungnya aku
punya wanita pendamping yang pintar, cerdas, pekerja keras, dan luar biasa rendah hati.
Di tengah begitu banyak kesukaran selama masa pendidikan profesi guru:
*Arshi baru lahir
sehingga dalam menjalani proses kuliah dan mengerjakan tugas, harus juga membagi waktu dengan mengurus bayi tercinta yang lucu dan imut.
*Lokasi kampus di jakarta.
Tempat tinggal di bogor, dan kampus di atma jaya Jakarta. Hal ini mengharuskan untuk pergi kuliah setiap hari bolak balik bogor - jakarta. Tadinya mengira bakal di Bandung, masih untung dapat di Jakarta. Akhirnya diatur berangkat dan pulang bareng dengan aku berangkat kantor. Konsekuensinya berangkat lebih pagi.
*Jatuh dijambret dari gojek,
Pulang kuliah, biasanya naik gojek ke kantorku, untuk kemudian pulang bareng ke Bogor. Suatu hari dijambret saat sudah dekat kantorku. Terjatuh di tengah jalan, dan hampir ditabrak 2 mobil dengan kecepatan kencang. Puji Tuhan masih diselamatkan.
*Orang tua tercinta dipanggil Tuhan, harus cuti pendidikan seminggu
Mama terkasih (Bapanya istriku) dipanggil Tuhan secara mendadak saat istriku sedang kuliah di dalam kelas. Dengan cepat harus berkemas ke Medan, dan mengikuti acara proses penguburan Mama di Medan. Karena proses di Medan lebih penting dari segalanya, kegiatan kuliah terpaksa ditinggalkan dahulu selama semingguan.
*Lokasi praktek yang jauh dari rumah.
Ketika kuliah di dalam kelas sudah usai, tibalah praktek lapangan. Ada 3 pilihan sekolah yang akan ditentukan langsung oleh kampus. Pikir-pikir tadinya yang paling enak adalah SMP 38, karena dekat dengan kantorku. Eh, ternyata dapatnya SMP Kristoforus di daerah grogol. Karena masuk sekolah jam 6.30 pagi, maka harus mengatur jadwal keberangkatan lebih pagi setiap hari.
*Sampai rumah masih harus mengerjakan tugas kuliah dan juga tugas rumah, tak luput tetap memperhatikan Fhea dan Reigo.
Fhea dan Reigo terpaksa harus memaklumi selama 3 bulan pendidikan mamahnya, mereka kurang mendapat perhatian dan pengawasan untuk sekolahnya. Tugas-tugas, ulangan, ataupun perlengkapan sekolah mereka, harus mereka siapkan sendiri. Padahal biasanya mereka pergi dan pulang bareng Mamahnya.
*Terlebih saat ujian praktek dan ujian tertulis tiba, pikiran kalut karena di saat yang bersamaan Arshi sedang demam karena tumbuh gigi.
Arshi pun menyedot perhatian saat justru ujian berlangsung. Giginya tumbuh, sehingga badannya demam. Hal ini membutuhkan energi tambahan untuk merawat Arshi.
But you never give up! Kita selalu bergumam: ini pun akan berlalu...this too shall pass!
Orang-orang terdekat pun menolong dengan luar biasa, Bik tua dan Kila, Bik Uda dan Kila, Kak Tua dan Pak Tua, Ribu dan Laki. Luar biasa support systemnya!
Antar jemput Fhea dan Reigo sampai les-lesnya pun dibantu oleh Bik Tua, Bik Uda, dan Mak Tua.
Karena Mamahnya dan Papahnya pulang malam, semuanya termasuk Laki Ribu yang selalu berusaha menyempatkan ke rumah untuk menemani anak-anak.
Dan akhirnya selamanya kita kan tertawa melihat kasihNya, melihat karyaNya, melihat keajaiban tanganNya yang nyata dalam hidup kita. 🎶🎵
Dan karena kemurahan Tuhan Yesus saja lah, akhirnya istriku tercinta ibu guru Chicha Wisina Barus kemarin 10 juni 2019 dinyatakan LULUS dari Pendidikan Profesi Guru (PPG) alias sertifikasi.
I'm a proud husband!
Dan jika Bulang Fhea masih ada, pasti dia akan tersenyum bangga dengan mata berbinar-binar melihat ini semua.
punya wanita pendamping yang pintar, cerdas, pekerja keras, dan luar biasa rendah hati.
Di tengah begitu banyak kesukaran selama masa pendidikan profesi guru:
*Arshi baru lahir
sehingga dalam menjalani proses kuliah dan mengerjakan tugas, harus juga membagi waktu dengan mengurus bayi tercinta yang lucu dan imut.
*Lokasi kampus di jakarta.
Tempat tinggal di bogor, dan kampus di atma jaya Jakarta. Hal ini mengharuskan untuk pergi kuliah setiap hari bolak balik bogor - jakarta. Tadinya mengira bakal di Bandung, masih untung dapat di Jakarta. Akhirnya diatur berangkat dan pulang bareng dengan aku berangkat kantor. Konsekuensinya berangkat lebih pagi.
*Jatuh dijambret dari gojek,
Pulang kuliah, biasanya naik gojek ke kantorku, untuk kemudian pulang bareng ke Bogor. Suatu hari dijambret saat sudah dekat kantorku. Terjatuh di tengah jalan, dan hampir ditabrak 2 mobil dengan kecepatan kencang. Puji Tuhan masih diselamatkan.
*Orang tua tercinta dipanggil Tuhan, harus cuti pendidikan seminggu
Mama terkasih (Bapanya istriku) dipanggil Tuhan secara mendadak saat istriku sedang kuliah di dalam kelas. Dengan cepat harus berkemas ke Medan, dan mengikuti acara proses penguburan Mama di Medan. Karena proses di Medan lebih penting dari segalanya, kegiatan kuliah terpaksa ditinggalkan dahulu selama semingguan.
*Lokasi praktek yang jauh dari rumah.
Ketika kuliah di dalam kelas sudah usai, tibalah praktek lapangan. Ada 3 pilihan sekolah yang akan ditentukan langsung oleh kampus. Pikir-pikir tadinya yang paling enak adalah SMP 38, karena dekat dengan kantorku. Eh, ternyata dapatnya SMP Kristoforus di daerah grogol. Karena masuk sekolah jam 6.30 pagi, maka harus mengatur jadwal keberangkatan lebih pagi setiap hari.
*Sampai rumah masih harus mengerjakan tugas kuliah dan juga tugas rumah, tak luput tetap memperhatikan Fhea dan Reigo.
Fhea dan Reigo terpaksa harus memaklumi selama 3 bulan pendidikan mamahnya, mereka kurang mendapat perhatian dan pengawasan untuk sekolahnya. Tugas-tugas, ulangan, ataupun perlengkapan sekolah mereka, harus mereka siapkan sendiri. Padahal biasanya mereka pergi dan pulang bareng Mamahnya.
*Terlebih saat ujian praktek dan ujian tertulis tiba, pikiran kalut karena di saat yang bersamaan Arshi sedang demam karena tumbuh gigi.
Arshi pun menyedot perhatian saat justru ujian berlangsung. Giginya tumbuh, sehingga badannya demam. Hal ini membutuhkan energi tambahan untuk merawat Arshi.
But you never give up! Kita selalu bergumam: ini pun akan berlalu...this too shall pass!
Orang-orang terdekat pun menolong dengan luar biasa, Bik tua dan Kila, Bik Uda dan Kila, Kak Tua dan Pak Tua, Ribu dan Laki. Luar biasa support systemnya!
Antar jemput Fhea dan Reigo sampai les-lesnya pun dibantu oleh Bik Tua, Bik Uda, dan Mak Tua.
Karena Mamahnya dan Papahnya pulang malam, semuanya termasuk Laki Ribu yang selalu berusaha menyempatkan ke rumah untuk menemani anak-anak.
Dan akhirnya selamanya kita kan tertawa melihat kasihNya, melihat karyaNya, melihat keajaiban tanganNya yang nyata dalam hidup kita. 🎶🎵
Dan karena kemurahan Tuhan Yesus saja lah, akhirnya istriku tercinta ibu guru Chicha Wisina Barus kemarin 10 juni 2019 dinyatakan LULUS dari Pendidikan Profesi Guru (PPG) alias sertifikasi.
I'm a proud husband!
Dan jika Bulang Fhea masih ada, pasti dia akan tersenyum bangga dengan mata berbinar-binar melihat ini semua.
Comments
Post a Comment