Selamat ulang tahun Voofhea Chiara Kembaren yang ke-10 tahun.
Untuk merayakan usia yang ke-10 ini, malam-malam kita beli kue ulang tahun di Michelle.
Awalnya Mama bilang nanti saya beli kue ultahnya.
Tapi Papa bilang, beli saja, ini peristiwa tahunan yang harus dirayakan.
Terlebih sekolah sudah libur, keluarga besar liburan ke Eropa.
Supaya Fhea tidak merasa kesepian merayakannya.
Kue ulang tahun dengan lilin angka 10 sudah siap.
Pagi-pagi, Papa dan Mama sudah bangun dari subuh.
Agak sedikit banyak yang harus disiapkan.
Karena Fhea dan Reigo tidur di atas.
Arshi tentunya juga ikut merayakan, jadi dibawa ke atas.
Tripod disiapkan untuk foto dan video.
Kue ulang tahun dibawa Mama.
Teteh nyalakan lilin pakai kompor, karena tidak punya korek.
Papa ambil gitar.
Kamera dinyalakan.
Papa dan Mama menyanyikan happy birthday.
Fhea dan Reigo masih asik terlelap.
Pelan-pelan pun bangun dan duduk.
Kita berdoa sama-sama.
Reigo Mama dan Papa berdoa.
Semua mendoakan Fhea
Supaya tambah sehat, perhatian, dan berprestasi.
Malamnya, pulang kantor Papa langsung menuju Botani.
Mama Fhea dan Reigo sudah menunggu di sana.
Kita makan apa?
Pilihannya ada di Fhea.
Fhea agak bingung memutuskan, sampai akhirnya pilih Pizza Hut.
Kita makan di pizza, walaupun tidak makan pizza.
Hanya pasta, macaroni, dan bread.
Tapi bener-bener kenyang.
Sambil makan kita bicara-bicara
Tanpa handphone.
Handphone hanya dipakai di awal foto-foto.
Setelah itu kita bercerita dan tertawa.
Seru!
Papa Mama dan Reigo make a wish untuk Fhea.
Reigo wish-nya supaya kakak sehat-sehat selalu.
Mama wish-nya kakak dikurangi berbicara dengan nada tinggi.
Papa wish-nya apa?
Papa kemudian cerita dulu.
Tentang Bapak dan Anak yang naik keledai.
Tapi karena Reigo bilang sudah pernah dengar ceritanya.
Papa ganti jadi Bapak dan Anak yang naik kuda.
Reigo bilang sama saja, ceritanya sama.
Tapi tetap Papa cerita.
Bapak, Anak, dan Kuda
Bapak dan anak naik kuda bersama-sama.
Memasuki sebuah kota.
Orang banyak kemudian membicarakan mereka.
"Kasihan kudanya keberatan dinaikin berdua.
Dasar mereka tidak punya peri kebinatangan."
Mendengar itu, si Bapak akhirnya turun dari kuda.
Membiarkan si Anak saja yang di atas kuda.
Orang banyak tetap membicarakan mereka.
"Dasar anak tidak tahu diri. Orang tua dibiarkan berjalan.
Sementara dia enak-enak di atas kuda."
Mendengar itu akhirnya si Anak pun turun dari kuda.
Si Bapak naik ke atas kuda.
Orang banyak pun tetap membicarakan mereka.
"Orang tua macam apa yang tega membiarkan anaknya
berjalan, sementara dia enak-enakan di atas kuda. "
Mendengar itu, si Bapak pun turun dari kuda.
Baik si Bapak dan si Anak berjalan bersama kuda.
Orang banyak pun tetap membicarakan mereka.
"Jadi untuk apa mereka punya kuda kalau tidak dinaiki?"
Wish nya Papa agar kakak lebih komunikatif
dalam mengungkapkan keinginan.
Seperti saat memutuskan makan di mana.
Akhirnya kakak pilih pizza.
Dalam setiap pilihan dan keputusan, pasti ada resiko.
Kita tidak bisa membuat semua orang senang.
Tapi berani berbicara dan berpendapat
Itu sudah sebuah prestasi membuat keputusan.
Selamat ulang tahun ya Fhea.
Semoga Fhea menjadi sesuai dengan namanya.
Menjadi suara dari surga yang bergema dengan jernih di dunia.
Love you.
Untuk merayakan usia yang ke-10 ini, malam-malam kita beli kue ulang tahun di Michelle.
Awalnya Mama bilang nanti saya beli kue ultahnya.
Tapi Papa bilang, beli saja, ini peristiwa tahunan yang harus dirayakan.
Terlebih sekolah sudah libur, keluarga besar liburan ke Eropa.
Supaya Fhea tidak merasa kesepian merayakannya.
Kue ulang tahun dengan lilin angka 10 sudah siap.
Pagi-pagi, Papa dan Mama sudah bangun dari subuh.
Agak sedikit banyak yang harus disiapkan.
Karena Fhea dan Reigo tidur di atas.
Arshi tentunya juga ikut merayakan, jadi dibawa ke atas.
Tripod disiapkan untuk foto dan video.
Kue ulang tahun dibawa Mama.
Teteh nyalakan lilin pakai kompor, karena tidak punya korek.
Papa ambil gitar.
Kamera dinyalakan.
Papa dan Mama menyanyikan happy birthday.
Fhea dan Reigo masih asik terlelap.
Pelan-pelan pun bangun dan duduk.
Kita berdoa sama-sama.
Reigo Mama dan Papa berdoa.
Semua mendoakan Fhea
Supaya tambah sehat, perhatian, dan berprestasi.
Malamnya, pulang kantor Papa langsung menuju Botani.
Mama Fhea dan Reigo sudah menunggu di sana.
Kita makan apa?
Pilihannya ada di Fhea.
Fhea agak bingung memutuskan, sampai akhirnya pilih Pizza Hut.
Kita makan di pizza, walaupun tidak makan pizza.
Hanya pasta, macaroni, dan bread.
Tapi bener-bener kenyang.
Sambil makan kita bicara-bicara
Tanpa handphone.
Handphone hanya dipakai di awal foto-foto.
Setelah itu kita bercerita dan tertawa.
Seru!
Papa Mama dan Reigo make a wish untuk Fhea.
Reigo wish-nya supaya kakak sehat-sehat selalu.
Mama wish-nya kakak dikurangi berbicara dengan nada tinggi.
Papa wish-nya apa?
Papa kemudian cerita dulu.
Tentang Bapak dan Anak yang naik keledai.
Tapi karena Reigo bilang sudah pernah dengar ceritanya.
Papa ganti jadi Bapak dan Anak yang naik kuda.
Reigo bilang sama saja, ceritanya sama.
Tapi tetap Papa cerita.
Bapak, Anak, dan Kuda
Bapak dan anak naik kuda bersama-sama.
Memasuki sebuah kota.
Orang banyak kemudian membicarakan mereka.
"Kasihan kudanya keberatan dinaikin berdua.
Dasar mereka tidak punya peri kebinatangan."
Mendengar itu, si Bapak akhirnya turun dari kuda.
Membiarkan si Anak saja yang di atas kuda.
Orang banyak tetap membicarakan mereka.
"Dasar anak tidak tahu diri. Orang tua dibiarkan berjalan.
Sementara dia enak-enak di atas kuda."
Mendengar itu akhirnya si Anak pun turun dari kuda.
Si Bapak naik ke atas kuda.
Orang banyak pun tetap membicarakan mereka.
"Orang tua macam apa yang tega membiarkan anaknya
berjalan, sementara dia enak-enakan di atas kuda. "
Mendengar itu, si Bapak pun turun dari kuda.
Baik si Bapak dan si Anak berjalan bersama kuda.
Orang banyak pun tetap membicarakan mereka.
"Jadi untuk apa mereka punya kuda kalau tidak dinaiki?"
Wish nya Papa agar kakak lebih komunikatif
dalam mengungkapkan keinginan.
Seperti saat memutuskan makan di mana.
Akhirnya kakak pilih pizza.
Dalam setiap pilihan dan keputusan, pasti ada resiko.
Kita tidak bisa membuat semua orang senang.
Tapi berani berbicara dan berpendapat
Itu sudah sebuah prestasi membuat keputusan.
Selamat ulang tahun ya Fhea.
Semoga Fhea menjadi sesuai dengan namanya.
Menjadi suara dari surga yang bergema dengan jernih di dunia.
Love you.
Comments
Post a Comment