Sepertinya aku sedang melintasi suatu mimpi
Sebenarnya mimpi itu sendiri tidak pernah berakhir
Namun terkadang aku senang berjalan di dalam tidurku
Karya itu harus selalu baru, harus selalu segar
Walau hal itu tidaklah berarti tidak boleh meniru
Dan hal itu juga tidak selalu disukai
Hey, aku ingat!
Aku pernah punya mimpi bahwa aku sedang duduk di atas gunung sambil melukis sebuah gunung
Aneh memang karena aku sendiri tidak bisa melihat gunung yang kulukis
Ketika pertambahan daya kreativitas dituntut exponensial
Saat-saat kritis ialah ketika limit yang dimiliki mendekati nol
Tapi toh sebenarnya hasilnya tidaklah nol juga
Di gunung itu aku hanya memegang sebuah kuas dengan satu warna cat
Di depanku ada sebuah kanvas yang sudah pernah tertulis
Ingin aku menghapusnya terlebih dahulu sebelum memulai, tapi buat apa?
Rasa ingin mencipta ini bagai raksasa yang lebih besar dari diriku sendiri
Terkadang pikiranku dikuasainya dengan kekuatannya, sehingga aku menjadi tak berdaya
Terjebak dalam konsepsi spiritual yang semu, bahwa semuanya harus terjadi
Ternyata goretan-goretan tipis yang ada di kanvas justru menuntunku
Dan aku mulai membuat sebuah gambar gunung
Dan si raksasa pun bertanya: “Tapi kok gunungnya berwarna-warni?”
eKKlesia bagiku merupakan sebuah kepulan asap berwarna-warni dari sebuah gunung
Dia muncul karena keinginan dari gunung itu, dia mewarnai karena memang dia memiliki warna
Tak perlu pertanyakan haruskah aku meneruskan gambar gunungku atau mengapa aku berhenti melukis
Karena sebenarnya mimpi ini tidak pernah berakhir
Namun mungkin aku sedang berjalan di dalam tidurku
[wings2fly - 13 sept 06, at kalimantan]
Sebenarnya mimpi itu sendiri tidak pernah berakhir
Namun terkadang aku senang berjalan di dalam tidurku
Karya itu harus selalu baru, harus selalu segar
Walau hal itu tidaklah berarti tidak boleh meniru
Dan hal itu juga tidak selalu disukai
Hey, aku ingat!
Aku pernah punya mimpi bahwa aku sedang duduk di atas gunung sambil melukis sebuah gunung
Aneh memang karena aku sendiri tidak bisa melihat gunung yang kulukis
Ketika pertambahan daya kreativitas dituntut exponensial
Saat-saat kritis ialah ketika limit yang dimiliki mendekati nol
Tapi toh sebenarnya hasilnya tidaklah nol juga
Di gunung itu aku hanya memegang sebuah kuas dengan satu warna cat
Di depanku ada sebuah kanvas yang sudah pernah tertulis
Ingin aku menghapusnya terlebih dahulu sebelum memulai, tapi buat apa?
Rasa ingin mencipta ini bagai raksasa yang lebih besar dari diriku sendiri
Terkadang pikiranku dikuasainya dengan kekuatannya, sehingga aku menjadi tak berdaya
Terjebak dalam konsepsi spiritual yang semu, bahwa semuanya harus terjadi
Ternyata goretan-goretan tipis yang ada di kanvas justru menuntunku
Dan aku mulai membuat sebuah gambar gunung
Dan si raksasa pun bertanya: “Tapi kok gunungnya berwarna-warni?”
eKKlesia bagiku merupakan sebuah kepulan asap berwarna-warni dari sebuah gunung
Dia muncul karena keinginan dari gunung itu, dia mewarnai karena memang dia memiliki warna
Tak perlu pertanyakan haruskah aku meneruskan gambar gunungku atau mengapa aku berhenti melukis
Karena sebenarnya mimpi ini tidak pernah berakhir
Namun mungkin aku sedang berjalan di dalam tidurku
[wings2fly - 13 sept 06, at kalimantan]
gw suka banget sama tulisan lu ini ... dari judul sampe semua tulisanya.
ReplyDeletemembuat gw juga berfikir, ini artikel atau puisi ... ntah kenapa mengganggu gw karena menurut gw klo ini artikel dibaca bebas sesuai kata2nya tapi kalau puisi ada yang harus gw petik dari situ
masih dalam nuansa kebingungan juga tapi entah kenapa rangkaian tiap katanya buat gw indah banget
bingung yah bang? sama! :p
-DV-
Hehehe, life is all about how creative we are struggling to win, right?
ReplyDeletejust enjoy...the creativity of God, it's ur self...you and all of your life :)